Perbedaan Patung Tembaga dan Kuningan: Mana yang Lebih Cocok untuk Anda?
Di dunia seni logam, patung dari tembaga dan kuningan telah menjadi pilihan favorit untuk dekorasi mewah, karya simbolik, hingga hadiah bernilai tinggi.
NBAS Kotagede Kriya Logam
5/1/20252 min read


Di antara deretan karya seni logam yang elegan dan penuh makna, patung tembaga dan kuningan menempati tempat tersendiri. Keduanya sering digunakan sebagai elemen dekoratif di hotel, kantor, rumah ibadah, hingga gedung pemerintahan karena daya tahannya yang luar biasa dan tampilannya yang mengesankan. Namun, meskipun sepintas tampak serupa, patung tembaga dan kuningan memiliki karakteristik yang berbeda — baik dari segi bahan, warna, proses pengerjaan, hingga kesan visual yang dihasilkan. Memahami perbedaan keduanya akan membantu Anda menentukan pilihan terbaik sesuai dengan kebutuhan dan gaya ruang yang ingin Anda ciptakan.
Tembaga adalah logam murni berwarna kemerahan atau oranye yang sejak lama digunakan dalam seni dan arsitektur. Warnanya hangat dan memiliki karakter kuat, bahkan seiring waktu dapat membentuk patina hijau alami yang menambah kesan antik dan historis — seperti yang terlihat pada Patung Liberty di Amerika Serikat. Kuningan, di sisi lain, adalah logam campuran (alloy) dari tembaga dan seng yang menghasilkan warna kuning keemasan khas. Kesan yang dihadirkan kuningan cenderung lebih mewah dan elegan, membuatnya populer untuk dekorasi hotel, kantor eksekutif, maupun ruangan bertema klasik-modern. Dalam konteks desain, patung tembaga sering dipilih untuk karya yang ingin menampilkan kedalaman emosi dan detail rumit seperti tokoh, wajah, atau elemen budaya. Sebaliknya, kuningan unggul untuk karya yang mengedepankan bentuk geometris tegas, maskulin, atau simbol identitas visual seperti logo perusahaan dan lambang instansi.
Dari sisi kekuatan, baik tembaga maupun kuningan sama-sama kokoh dan tahan lama. Namun, tembaga memiliki ketahanan korosi yang lebih baik, sehingga lebih direkomendasikan untuk penggunaan luar ruangan atau daerah dengan tingkat kelembapan tinggi. Dalam hal pengerjaan, tembaga yang lebih lunak memungkinkan pengrajin menorehkan detail-detail halus secara manual, sementara kuningan yang lebih keras memberikan hasil akhir yang kaku dan presisi. Tak heran jika patung Garuda Pancasila, tokoh nasional, dan relief filosofis sering dibuat dari tembaga, sedangkan patung simbol atau dekorasi lobby mewah banyak menggunakan kuningan.
Harga juga menjadi faktor penting dalam memilih material. Karena merupakan logam murni dan memerlukan keahlian khusus dalam proses tempa dan ukir, patung tembaga cenderung lebih mahal dibanding kuningan. Namun, harga tersebut sebanding dengan nilai estetika dan daya tahannya. Bagi Anda yang ingin menciptakan karya eksklusif yang menjadi pusat perhatian dalam jangka panjang, tembaga adalah pilihan unggulan. Sebaliknya, jika Anda mencari karya logam elegan dalam jumlah besar dengan harga lebih ekonomis, kuningan menawarkan solusi yang tepat tanpa mengurangi kesan mewahnya.
Di tempat kami, kami menggunakan tembaga dan kuningan kualitas ekspor dari Eropa, yang ditempa dan dibentuk oleh tangan-tangan pengrajin senior dari Kotagede, Yogyakarta — sebuah kawasan yang telah dikenal ratusan tahun sebagai pusat kerajinan logam di Nusantara. Kami tidak hanya menghadirkan karya logam yang indah, tetapi juga menyampaikan cerita, filosofi, dan warisan budaya di balik setiap lekukan dan ukiran. Apapun kebutuhan Anda — baik untuk dekorasi hotel, simbol perusahaan, penghargaan institusi, hingga patung custom pribadi — kami siap membantu Anda memilih material terbaik dan menciptakan karya yang sesuai dengan karakter ruang dan pesan yang ingin Anda tampilkan.
Jika Anda masih ragu memilih antara patung tembaga atau kuningan, kami dengan senang hati membuka ruang konsultasi gratis untuk membantu Anda mempertimbangkan aspek estetika, fungsionalitas, hingga anggaran. Kunjungi galeri kami di https://patungtembaga.com atau hubungi tim kami melalui WhatsApp untuk mendapatkan rekomendasi terbaik langsung dari pengrajin. Karena bagi kami, setiap karya logam bukan sekadar benda melainkan cerita yang ingin terus diwariskan.